Mapala Untan melakukan kegiatan pendataan di perairan Karimata, Kalimantan Barat.
Penulis: Yohanes Kurnia Irawan
Editor: Arief
Sumber: Kompas.com
Para penyelam di Indonesia barangkali belum banyak yang mengetahui jika Kepulauan Karimata memiliki keindahan bawah laut yang menakjubkan. Akses yang terbatas serta minimnya informasi mengenai potensi wisata bawah lautnya menjadi salah satu kendalanya.
Secara geografis, Kepulauan Karimata berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Tepatnya di Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Akses dari Pontianak bisa ditempuh dengan menggunakan kapal motor dari pelabuhan Seng Hie menuju Ketapang dengan waktu tempuh sekitar 14 jam. Dari Ketapang kemudian dilanjutkan lagi perjalanan menuju Kepulauan Karimata dengan waktu tempuh sekitar 7 jam dengan kapal nelayan.
Gugusan Kepulauan Karimata terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta tujuh pulau kecil, di antaranya Pulau Belian, Pulau Busung, Pulau Segunung, Pulau Genting, Pulau Serungganing, Pulau Bulu dan Pulau Kera.
Salah satu jenis terumbu karang yang berada di perairan Karimata, Kalimantan Barat
Keindahan bawah laut Karimata dibuktikan oleh tim selam Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Tanjungpura (Mapala Untan) Pontianak saat menikmati kemolekan bawah laut Karimata. Hamparan terumbu karang yang indah nan eksotis memanjakan mata memandang. Tim penyelam pun dibuat berdecak kagum dengan keindahan bawah laut Karimata.
Bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) SKW 1 Ketapang, tim dari Mapala Untan melakukan pendataan terumbu karang di kawasan cagar alam laut Karimata. Pendataan dilakukan pada tanggal 23 September hingga 1 Oktober 2013 di beberapa titik penyelaman.
Selain eksotis, Kepulauan Karimata juga merupakan salah satu tempat yang cocok untuk penelitian bawah laut. Kepala Seksi BKSDA SKW 1 Ketapang, Junaidi memaparkan, kekayaan bawah laut yang berada di gugusan Kepulauan Karimata sangat baik untuk penelitian habitat laut yang bekenaan dengan ilmu kelautan.
BKSDA menyambut baik jika ada lembaga yang berniat melakukan penelitian di kawasan tersebut. “Kita siap bekerja sama dengan lembaga penelitian terutama di bidang kelautan, baik itu lembaga universitas ataupun lembaga penelitian lainnya, seperti yang dilakukan rekan dari Mapala Untan," kata Junaidi, Jumat (11/10/2013), melalui telepon.
Terkait kerusakan terumbu karang akibat penggunaan bom ikan, Junaidi membenarkan terjadinya kerusakan tersebut. Junaidi menjelaskan, bahwa ada beberapa titik yang memang mengalami kerusakan. Itu dilakukan oleh kapal nelayan asing yang mencari ikan diperairan Karimata beberapa tahun yang lalu.
Mapala UntanSalah satu jenis terumbu karang yang berada di perairan Karimata, Kalimantan Barat
Namun, sejak tahun 2010, lanjut Junaidi, masyarakat sekitar sudah melarang penggunaan bom ikan bagi warga lokal maupun nelayan dari luar. Beberapa terumbu karang yang rusak pun sudah mulai tumbuh kembali.
"Kalau yang skala kecil mungkin masih ada, tapi agak sulit dideteksi. Masyarakat sekitar juga sudah menyadari akan dampak dari bom ikan dan melarang penggunaannya di perairan Karimata," kata Junaidi.
Penulis: Yohanes Kurnia Irawan
Editor: Arief
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar